S. A. M Babys, Keberlangsungan Hidup Masyarakat TTS Menyongsong Indonesia Emas 2045

halaman8.com –

Penulis : Salomon Andreas Mesak Babys

Kondisi kehidupan masyarakat yang mendiami kabupaten Timor Tengah Selatan sebenarnya tidak dalam kondisi baik baik saja. Kehidupan masyarakat di daerah tersebut jauh dari harapan dan kelayakan hidup seperti pada daerah lainnya, bahkan ketika daerah lain di Indonesia telah berhasil keluar dari keterpurukannya dan berupaya terus menerus meningkatkan taraf dan tingkat kesejahteraannya masyarakatnya, masyarakat TTS masih berkutat pada persoalan kebutuhan dasar seperti air bersih, rumah yang tidak layak huni, kesehatan lingkungan yang belum standar, kegagalan panen, lahan pertanian yang mengalami kekeringan, harga pangan yang tinggi, bahkan masih banyak masyarakat yang berjuang untuk menyelesaikan persoalan kekurangan gizi atau gizi buruk pada anak-anaknya.

Manusia di gerakan oleh kebutuhannya. Abraham Maslow mengidentifikasi terdapat 5 tingkatan kebutuhan manusia yakni Pertama adalah kebutuhan dasar atau fisiologi yakni segala hal yang berkaitan dengan kebutuhan fisik biologis yang meliputi kebutuhan oksigen, air, makanan, suhu tubuh yang normal, tidur dll. Kedua; kebutuhan akan rasa aman yang meliputi rasa aman secara fisik maupun emosional seperti kebutuhan untuk dilindungi, kebutuhan rasa aman dari intimidasi, kriminalisasi, rasa aman dari penyakit dan bahaya bencana alam dll. Ketiga; kebutuhan sosial yakni kebutuhan untuk mendapatkan kasih sayang, perhatian simpati dan empati dan kebutuhan akan hak kepemilikan. Keempat ; kebutuhan mendapatkan penghargaan yang meliputi penghargaan oleh diri sendiri seperti adanya kepercayaan pada diri sendiri, meraih berprestasi, mendapatkan kompetensi dan penghargaan dari orang lain seperti mendapat status, gelar dll. Kelima; kebutuhan untuk mengaktualisasi diri yang meliputi; kebutuhan untuk mewujudkan impian, harapan, angan-angan dst.

Teori ini menekankan bahwa tingkat pertumbuhan suatu masyarakat dapat dilihat dari kemampuan masyarakat dalam memenuhi satu persatu kebutuhannya. Lima kebutuhan ini merupakan satu kesatuan sistem yang bersifat hirarkis, dimana kebutuhan pertama terpenuhi baru bisa dipenuhi kebutuhan kedua, dengan kata lain kebutuhan kedua baru bisa diupayakan setelah kebutuhan pertama terpenuhi, sehingga untuk mencapai kebutuhan kelima maka kebutuhan pertama kedua, ketiga dan keempat harus sudah dapat terpenuhi. Teori ini menjadi patokan yang jelas bagi pembentukan program pemerintah pada masyarakatnya secara bertahap.

Ketika kita mengunakan teori kebutuhan manusia oleh Maslow untuk kemudian menilai positioning dari pada masyarakat Timor Tengah selatan saat ini, maka kesimpulan yang dapat kita tarik adalah bahwa kehidupan masyarakat TTS masih berkutat pada persoalan kebutuhan pertama. yakni kebutuhan fisik atau biologis, hal ini terlihat jelas pada fakta dimana tingkat stunting di kabupaten ini masih tinggi oleh karena sulitnya mendapat akses pangan yang memadai, demikian pula air bersih yang masih sulit diakses, lahan pertanian yang mubasir karena kekeringan dan irigasi yang tidak berfungsi, serta masih terdapat rumah yang tidak layak huni. Kondisi-kondisi di atas menunjukan bahwa persoalan kebutuhan fisik atau biologis daripada masyarakat TTS sejauh ini belum bisa diusahakan secara maksimal dan stabil oleh pemerintah, namun persoalan seperti ini bukan lagi menjadikan tanggungjawab pemerintah semata melainkan seharusnya menjadi persoalan tiap individu masyarakat juga, sehingga solusinya butuh kerjasama dan kolaborasi yang berkelanjutan dari setiap elemen bangsa dan masyarakat untuk segera menyelesaikannya.

Menurut Abraham Maslow, tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia akan mempersulit perkembangan hidup dari individu tersebut, demikian hal itu akan berdampak pada keberlangsungan dari pemerintah setempat, dan hal Ini tentunya menjadi sebuah catatan pesimistik bahwa daerah tersebut akan lebih sulit untuk lepas landas dari keterpurukan hidup sebagai daerah termiskin dan tertinggal. Sebagai anak Asli TTS yang dididik untuk mencintai daerah atau kampung halaman, maka saya berharap masyarakat TTS melihat persoalan sosial ini secara kritis, dan serius untuk segera dibenahi.

Hemat saya solusi dari pada persoalan yang ada di TTS diperlukan kerja keras dari tiap individu masyarakat dan pemerintah untuk bahu membahu bekerjasama, berkolaborasi bersama untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah kita dimulai dari pembangunan pemerintahan yang bersih, transparan dan bekerja keras dalam pelayanan public pada satu sisi dan pada sisi lain dari sisi masyarakat perlu memotivasi dirinya sendiri untuk menjadi masyarakat produktif, yakni masyarakat aktif dalam berkreasi dan berinovasi karena masyarakat yang produktif dan inovatif adalah masyarakat yang menjadi tulang punggung pembangunan daerah dan bangsa yang maju sejahtera. Hal ini perlu dilakukan agar kita masyarakat TTS tidak ketinggalan dan ke depan bisa menikmati Indonesia emas tahun 2045 bersama dengan daerah daerah lain yang sangat maju Jangan sampai di era Indonesia emas kita masih tertinggal dan termiskin.

kunjungi tik tok media halaman8

Komentar