Menjadi Bupati Tidak Harus Dari Swapraja

halaman8.com – SoE – TTS

Penulis : Rhey Natonis

Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), yang terkenal dengan tiga swapraja utamanya (Amanuban, Amanatun, dan Mollo), kembali menjadi sorotan publik menjelang Pemilihan Legislatif (Pileg), khususnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), dengan munculnya berbagai kontroversi di tengah masyarakat.

Dinamika yang terus berkembang di kalangan masyarakat menunjukkan peran aktif mereka dalam mempertahankan identitas swapraja tersebut, tanpa menghiraukan perkembangan zaman yang semakin maju. Pantauan langsung wartawan di berbagai lokasi, dan melalui media sosial, memperlihatkan adanya pro dan kontra terkait isu ini. Sebagian masyarakat menerima dengan baik, sementara sebagian besar lainnya menolaknya.

“Leluhur kita yang menghormati tradisi swapraja, tetapi kami yang hidup di era sekarang harus melihat lebih luas. TTS bukan hanya milik swapraja, bahkan banyak pendatang yang turut serta membangun TTS,” ungkap Liva, seorang pemuda di Kota Soe.

Hal ini pun sama dikatakan ketua DPC Partai Gerindra TTS, Arsianus J. Nenobahan, kepada wartawan saat dijumpai. Selaku ketua Partai, Aris mengaku, sejauh ini sudah banyak figur calon Bupati TTS yang telah membangun komunikasi bersama partai Gerindra. Untuk melakukan komunikasi, partai Gerindra sendiri membuka peluang bagi siapapun yang ingin berkomunikasi.

“Memang sejauh ini banyak figur yang berkomunikasi, dan kami akan berupaya untuk menjaga keseimbangan, sehingga kami tidak bisa mengklaim bahwa bupati harus dari Swapraja baik Amanuban, Amanatun, dan Mollo. Tapi siapa yang dianggap paling layak, itu yang akan kami dukung. Tapi tentu semua harus melalui tahapan dan mekanisme partai nantinya,” jelas Arsianus kepada wartawan saat ditemui di kediamannya pada Jumat, 15 Maret 2024.

Lebih lanjut dikatakan Aris bahwa sejauh ini belum ada nama-nama calon Bupati yang mengerucut karena untuk tahapan pilkada, belum ada instruksi dari DPP dan secara internal partai Gerindra juga memiliki beberapa kader partai yang dianggap berpotensi untuk diusung. Selain itu, untuk tahapan pilkada sendiri sejauh ini belum ada instruksi dari DPP Partai Gerindra. Oleh karena itu, untuk tahapan pilkada sendiri, Gerindra TTS akan mulai melakukan tahapan persiapan tetapi harus melalui Konferensi Cabang (Konfercab) yang direncanakan pada 23 Maret mendatang guna mempersiapkan sistem partai seperti pembentukan pengurus hingga ke tingkat kecamatan dan desa.

“Kita di Gerindra ada mekanisme. Jadi kita harus mempersiapkan internal partai lebih dulu, sebelum tahapan Pilkada dimulai. Mungkin ada petunjuk setelah kami melakukan konfercab untuk mempersiapkan tim sampai ke pelosok-pelosok,” urainya.

Partai Gerindra memiliki mekanisme dalam proses penjaringan calon bupati, mulai dari pendaftaran, survei, hingga fit and proper test. Keputusan akhir ada di DPP untuk menentukan siapa yang akan diusung sebagai calon bupati dari Partai Gerindra.

Saat ditanya terkait mantan birokrasi yang melakukan komunikasi, Aris membenarkan bahwa sejauh ini ada beberapa mantan birokrasi yang juga mulai melakukan pendekatan. “Sejauh ini yang datang dan latar belakang dari birokrasi ada juga beberapa orang, dan sekali lagi kita Gerindra membuka ruang bagi siapa saja, jika dia punya visi untuk TTS, kita tidak menutup kemungkinan,” Tutupnya.

kunjungi tik tok media halaman8

Komentar