Kolonel SPK Tanam Anakan Cendana di Sonaf Bikomi TTU : Langkah Melestarikan Alam dan Air

halaman8.comKefa – TTU – Artikel

Pada Sabtu, 13 April 2024, seorang putra daerah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga menjabat sebagai Kasrem 161/Wira Sakti Kupang, Kolonel Simon Petrus Kamlasi, bersama dengan tokoh-tokoh penting seperti Ketua DPRD TTU, Hendrik Frederikus Bana, SH, yang juga merupakan tokoh adat (Usif Bikomi Miomafo/Raja Bikomi Miomafo), Anggota DPRD TTS, David Imanuel Boimau, dan sejumlah tokoh adat lainnya, mengadakan sebuah acara penting di Sonaf Bikomi, TTU. Di sana, mereka melakukan penanaman anakan Cendana sebagai upaya nyata dalam melestarikan alam, air, dan budaya.

Kegiatan ini menjadi sorotan utama, tidak hanya karena partisipasi tokoh-tokoh penting, tetapi juga karena pentingnya pesan yang disampaikan. Kolonel SPK menyatakan bahwa penanaman anakan Cendana di Sonaf Bikomi bukan sekadar tindakan simbolis, tetapi juga sebagai bukti konkrit bahwa dirinya telah melangkah ke wilayah tersebut dengan tujuan mulia. Lebih dari itu, inisiatif ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar untuk aktif dalam menjaga kelestarian alam dan sumber air, serta mengangkat perhatian khusus pada keberadaan Lopo dan sonaf-sonaf di Pulau Timor sebagai bagian tak terpisahkan dari warisan budaya yang perlu dilestarikan.

Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, tetapi juga mendapatkan perhatian luas dari masyarakat setempat. Lebih dari ratusan orang turut menyaksikan prosesi penanaman tersebut, yang disambut dengan upacara adat khas TTU, menambah kesakralan dan keistimewaan momen tersebut.

Img 20240414 Wa0087
Tampak Foto Penyambutan Kolonel Simon Petrus Kamlasi ( SPK) oleh Masyarakat

Dalam wawancara dengan media, Kolonel SPK menegaskan pentingnya langkah-langkah nyata dalam melestarikan alam dan air, menggarisbawahi bahwa keberlanjutan kehidupan manusia tidak terlepas dari keseimbangan ekosistem yang utuh. Langkah konkret seperti penanaman anakan Cendana di Sonaf Bikomi diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas, bahwa menjaga alam bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama setiap individu.

Tak hanya sebagai bentuk melestarikan alam, penanaman anakan Cendana ini juga memiliki nilai budaya dan pariwisata yang tinggi. Sonaf Bikomi, sebagai salah satu warisan budaya yang berharga, diharapkan dapat menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung, dengan tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan dan kelestarian lingkungan.

Img 20240414 Wa0101
Tampak Foto saat Kolonel SPK Memberikan Sambutannya

Dengan demikian, langkah Kolonel SPK dan rekan-rekannya dalam menanam anakan Cendana di Sonaf Bikomi TTU tidak hanya menjadi pencapaian dalam pelestarian alam dan budaya, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan warisan budaya yang ada.

Pohon Cendana yang bernama latin santalum album ini penghasil wewangian, baik dari kayu mapun minyaknya. Sejak zaman para raja, Cendana tidak pernah lepas dari kehidupan kalangan atas. Kayunya sering dimanfaatkan sebagai rempah, aroma terapi dan campuran parfum, bahan dupa, bahkan warangka (sangkur keris).

Di abad ke-9, di lingkungan kerajaan Sri Langka, Cendana dipergunakan untuk membalsam jenazah puteri mereka. Bahkan, Cendana dipergunakan sebagai salah satu ramuan pengobatan alternatif, karena diyakini akan membuat orang lebih khusyuk ketika berhubungan dengan Tuhan dan batinnya sendiri. Terutama, pengobatan Ayurveda.

Pohon Cendana yang banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, terutama Pulau Timor dan beberapa pulau lain di Indonesia, terbilang pohon yang unik. Pada mulanya, hanyalah parasit yang tak bisa hidup sendiri. Akar Cendana tak cukup kuat untuk menopang awal tumbuhnya.

Kini, dengan teknologi tertentu, Cendana sudah dibudidayakan dan tumbuh sebagai pohon mandiri berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi.

Dalam tradisi budaya bangsa-bangsa besar seperti Persia, Hindi, Kildan, dan bahkan Mesir kuno, Cendana menjadi bagian dari ritus kehidupan manusia. Begitu juga di Nusantara. Banyak cara yang dipergunakan orang untuk memanfaatkan Cendana. Mulai dari pengolahan melalui proses penyulingan untuk memperoleh minyaknya, sampai mengeringkan kayunya untuk dibakarInspirasi Pohon Cendana

Cendana juga salah satu simbol filosofi kehidupan yang banyak dipergunakan para begawan. Khasnya, untuk menasehati para raja atau insan pilihan yang secara struktural dan fungsional mempunyai posisi tertentu yang ditinggi.

Cendana rela mengorbankan diri, dibakar hingga menjadi abu. Wangi Cendana dinikmati banyak orang, karena ada api yang membakarnya.

Lihat dengan mata hati, bagaimana Pohon Cendana itu tumbuh. Dan bayangkanlah kelak Cendana itu tercium harum wanginya. Bahkan, tak sedikit orang dengan perkembangan teknologi, meracik bahan kimia tertentu untuk mendapat aroma Cendana, tapi tak pernah bisa menyamainya.

Manusia seharusnya terinspirasi oleh pohon Cendana. Kinerja dan prestasi kita tak bisa ditiru oleh siapapun dan apapun. Setiap insan diberikan daya sendiri oleh Tuhan untuk menjadi apa kemudian. Mereka yang berkualitas Cendana, akan terus mewangi ketika api terus membakarnya

Jadi, jangan risau dengan semua yang kau alami kini. Berbahagialah ada orang yang dengan hasad dan hasud-nya menyalakan api membakar dirimu, sehingga harum kinerja dan prestasimu dirasakan begitu banyak orang. Tak hanya lingkungan sosialmu, melainkan jauh ke lingkungan sosial lain.

 

kunjungi tik tok media halaman8

Komentar