Dukung APH Hendrikus Babys Usut Kasus Pemukulan di Desa Naip, Kecamatan Noebeba

halaman8.com – SoE – TTS

Rhey Natonis

Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Hendrikus Babys, mendukung upaya Aparat Penegak Hukum (APH) untuk mengusut tuntas kasus pemukulan terhadap seorang warga Desa Naip, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS, yang viral di media sosial. Dalam pernyataannya kepada wartawan pada Selasa, 26 Maret 2024, Hendrikus menilai bahwa peristiwa di Desa Naip sangat tidak etis.

“Saya pikir persoalan di Naip itu sangat tidak etis. Cara membina masyarakat harus dengan tata cara yang beradab. Minimal cubit dia sedikit itu tidak masalah, tapi kalau mau dilihat dari video itu bukan pembinaan, tetapi sudah anarkis,” ujar Hendrikus.

Menurutnya, dari video yang menjadi viral, rumah korban juga mengalami kerusakan yang cukup parah akibat tindakan pelaku. Hendrikus juga menyayangkan sikap masyarakat yang tidak mengambil langkah untuk melindungi korban, bahkan ada yang mengeluarkan kata-kata penghinaan.

“Masyarakat semua di situ, yang ada dalam kejadian itu, seharusnya mencoba melindungi korban untuk dibawa ke kantor desa. Namun, malah ada yang mengeluarkan kata-kata penghinaan. Jadi kita berharap bahwa APH wajib hukumnya untuk mengamankan orang-orang tersebut, entah yang melakukan pemukulan maupun yang mengeluarkan kata-kata penghinaan kepada korban,” tambahnya.

Lebih lanjut, Hendrikus yang juga merupakan anggota DPRD dari daerah pemilihan V mengatakan bahwa ia mendukung APH untuk mengamankan semua individu yang terlibat dalam video tersebut. Menurutnya, hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, dan perlu ada tindakan tegas dari APH terhadap semua pihak yang terlibat dalam kasus ini, tanpa terkecuali.

“Saya akan panggil kepala desa melalui PMD, termasuk juga Polisi Pamong Praja (Pol PP) sebagai pelindung linmas agar bersama-sama dapat menyelesaikan persoalan ini. Namun, secara hukum, orang yang sudah melakukan tindakan anarkis, perlu ada tindakan hukum yang jelas. Ini bukan persoalan main-main, terlebih lagi ini melibatkan kepentingan masyarakat,” tegas Hendrikus.

Diberitakan Sebelumnya, video pemukulan terhadap seorang warga Desa Naip oleh petugas Linmas dan sejumlah warga setempat telah menjadi viral, memicu perhatian luas dari masyarakat. Korban dalam video tersebut adalah Edi Kause, yang diduga dijemput secara paksa dari rumahnya oleh petugas Linmas dan warga setempat untuk dibawa ke kantor desa.

Kejadian tersebut bermula dari aksi pembongkaran pipa oleh istri Edi Kause, yakni Martha Liulesi. Kepala Desa Naip, Marthen Koa, menjelaskan bahwa setelah kejadian tersebut terjadi, ia melaporkannya ke kantor desa dan meminta petugas Linmas untuk menjemput Edi guna mengklarifikasi peristiwa tersebut. Namun, situasi semakin memanas dengan terlibatnya beberapa warga dalam tindakan pemukulan terhadap Edi.

Meskipun telah terjadi perdamaian antara pihak terkait, namun keluarga istri Edi tetap tidak puas dengan besaran denda adat yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan kompleksitas kasus ini dan perlunya penyelesaian yang lebih mendalam dari semua pihak terkait.

kunjungi tik tok media halaman8

Komentar